Selasa, 28 April 2009

Sumpah Jabatan Pra UNAS 2009


Sumpah Jabatan Pengawas UNAS
Beberapa hari menjelang UNAS SMP 2009 berlangsung, saya mengikuti ceremonial Pengambilan Sumpah Jabatan sebagai Pengawas. Terus terang dalam hati saya menolak acara seperti ini. menurut saya, itu tidak penting. Ketika hadirin dimohon berdiri tuk ucapkan kalimat sumpah, saya pun ikut berdiri tetapi terus terang saya tidak ucapkan. Kalimat "Demi Alloh...." atau dalam bahasa arabnya "Wallohi" merupakan satu dari tiga kalimat sumpah tertinggi yang mempunyai nilai beban tanggungjawab secara ilahiyah. Wallohi, Ballohi dan Tallohi merupakan kalimat sumpah yang tidak boleh dibuat main-main.

lalu apa alasan saya begitu???
Sejak pemerintah menetapkan standar kelulusan, proses pelaksanaan UNAS jauh dari Nilai-nilai kejujuran disemua tingkatan. Siswa yang mengerjakan dan Pengawas Ujian sendiri. Sudah menjadi trend, siswa dengan leluasa bertukar, betanya-tanya jawaban kepada teman lainnya. Walaupun tempat duduk dibuat sistem silang dengan model soal A dan B. Bagaimana Pengawas??? Pengawas seakan-akan tidak punya nyali untuk menegur apalagi menghentikan kegiatan tersebut. Jika ada pengawas yang melakukan kepengawasan yang seharusnya, mereka harus berurusan dengan pihak sekolah penyelenggara keesokan harinya dengan sebuah teguran karena dianggap terlalu ketat. Mereka dianggap tidak kooperatif.

Pada UNAS tahun lalu, saya selaku pengawas juga merasakan hal tersebut. Saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UNAS. Peserta mengeluarkan HP dari dalam bajunya dan itu berisi jawaban komplit. Ketika saya tanya darimana sms itu, dengan santainya dijawab oleh siswa tersebut bahwa itu berasal dari teman di lain sekolah.

Tahun ini, saya juga ditunjuk sebagai tim pengawas dilain sekolah dalam satu rayon. Kondisi pada UNAS pada tahun lalu terulang lagi. Saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Secara hati nurani, sebenarnya saya menolak kondisi semacam ini. Tetapi, apalah daya, saya hanya bisa diam dan "ngrasani" dengan teman pengawas lainnya yang ternyata juga sepakat dengan saya. Sumpah yang diucapkan para pengawas untuk tetap menjaga nilai-nilai kejujuran tidak ditepati dalam pelaksanaannya. Maka sebenarnya saya TIDAK SETUJU dengan acara protokoler sumpah ini kalau kondisinya seperti tersebut diatas.

Di Kediri, kota sebelah utara kota saya tinggal-Tulungagung, tidak ada acara pengambilan sumpah seperti itu. Para "calon" Pengawas hanya dikumpulkan dan diberi penjelasan teknis pelaksanaan kepengawasan.

Bagaimana pendapat Anda?

Selasa, 20 November 2007

Pangkur Kemerdekaan

Indonesia Mardika...
Bangsa kita...Amengeti...
Adil Makmur...
Kang Ginayuh...
Den dasari Pancasila...
Dang undange...
Papat lima kanggo ngatur...
Simbole Manuk Garuda...
Benderane Merah Putih...